Minggu, 11 Desember 2011

Persiapan spesimen untuk pemeriksaan diagnostik





BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

      Pemeriksaan Laboratorium merupakan salah satu pemeriksaan diagnostik yang menunjang dalam data objektif pengkajian keperawatan. Pemeriksaan diagnostik Penting untuk pasien  penegakan dini diagnosa awal. Salah satu peran perawat terpenting dalam hal ini adalah . melakukan prosedur pengambilan, penyimpanan dan pengiriman spesimen dengan benar.
       Oleh karena itu, diperlukan kehati-hatian dan pengetahuan seorang  perawat dalam pengambilan spesimen seperti spesimen urin,feses, dan sputum. Sehingga hasil pemeriksaan benar dan akurat.

B.   Tujuan 
Mengetahui tujuan pemeriksaan spesimen urin, feses, dan sputum 
Mengetahui alat-alat dan prosedur pengambilan spesimen urin,feses, dan sputum
Mengetahui peran perawat dalam pengambilan spesimen urin, feses, dan sputum
Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan spesimen urin, feses, dan sputum




BAB II
LANDASAN TEORI

A.   Spesimen urin

      Perawat bertanggung jawab mengumpulkan spesimen urin untuk sejumlah pemeriksaan. Spesimen urin bersih untuk urinalisis rutin, spesimen urin tengah atau pancar tengah untuk kultur urin, dan spesimen urin sewaktu untuk berbagai pemeriksaan bergantung masalah spesifik pada klien.

   Spesimen urin rutin
            Spesimen urin bersih biasanya adekuat untuk pemeriksaan rutin. Banyak klien mampu untuk mengumpulkan spesimen urin bersih dan mendapatkan spesimen mandiri dengan petunjuk minimal. Klien priaumumnya mampu berkemih langsung kedalam wadah spesimen, dan klien wanita biasanya duduk atau jongkok pada kloset,meletakkan wadah di dalam tungkai selama berkemih.
      Cara pengambilan urin rutin
      Perlengkapan :
·         Sarung tangan
·         Pispot, urinal yang bersih untuk klien yang tidak dapat berkemih langsung ke dalam, wadah specimen
·         Wadah spesimen dengan mulut lebar
·         Slip permintaan laboratorium
·         Label identifikasi spesimen yang terisi lengkap
      Persiapan :
·         Sediakan peralatan yang diperlukan. Tentukan apakah klien perlu pengawasan atau bantuan di kamar mandi. Klien yang sakit parah tidak mampu secara fisik perlu pispot atau urinal di tempat tidur


      Pelaksanaan :
·         Jelaskan pada klien apa yang anda lakukan dan mengapa hal itu dilakukan
·         Jelaskan tujuan pengambilan spesimen urin
·         Jelaskan bahwa semua spesimen harus terbebas dari semua kontaminasi dari feses
·         Jelaskan pada klien wanita jangan membuang tisu pada pispot karena menyulitkan analisis laboratorium
·         Berikan wadah spesimen pada klien, dan arahkan klien ke kamar mandi untuk berkemih lalu masukkan 120 ml urin ke dalam wadah
·         Cuci tangan
·         Berikan privasi
·         Bantu klien yang sakit parah, tidak mampu secara fisik atau disorientasi. Berikan bantuan yang diperlukan di kamr mandi atau bantu klien meggunakan pisot atau urinal di atas tempat tidur.
·         Pastikan spesimen disegel dan wadah bersih
·         Tutup rapat wadah. Tindakan ini mencegah urin tumpah dan terkontaminasi dari objek lain
·         Bila bagian wadah terkontaminasi oleh urin, bersihkan dengan sabun dan air. Tindakan ini mencegah penyebaran mikroorganisme.
·         Beri label pada wadah dan bawa ke laboratorium
·         Dokumentasikan, meliputi tanggal, jam, tampilan urin

Spesimen urin sewaktu
           
            Beberapa pemeriksaan urin memerlukan pengumpulan semua urn yang dihasillkan dan dikeluarkan dalam periode waktu tertentu dengan rentang waktu 1-24 jam. Spesimen sewaktu umumnya dibekukan atau dimasukkan pada wadah berpengawet untuk mencagh pertumbuhan bakteri atau perubahan komponen urin. Semua urin yang keluar dikumpulkan dalam wadah kecil yang bersih dan kemudian dimasukkan kedalam botol dan pendingin. Pemeriksaan ini bertujuan untuk :
a.    Mengkaji kemampuan ginjal dalam memekatkan dan mengencerkan urin
b.    Untuk menentukan gangguan metabolisme glukosa
c.    Untuk menentukan kadar unsur tertentu (albumin,amilase,kreatinin,urobilinogen,hormon tertentu seperti estriol,kotrikosteroid) di dalam urin
Cara pengambilan urine sewaktu
Perlengkapan
·         Wadah spesimen
·         Label identifikasi spesimen terlengkap
·         Slip permintaan dari laboraturium
·         Tanda pada dekat tempat tidur klien yang menunjukan waktu tertentu dalam pengumpulan urine
·         Antiseptik
·         Sarung tangan
·         Wadah yang berisi es bila lemari pendingin tidak tersedia
Persiapan
·         Ambil wadah spesimen berisi pengawet dari laboratorium. Tempelkan label pemeriksaan berisi informasi yang mengidentifikasi klien, uji yang akan dilakukan, jam dimulai dan jam selesai. Berikan alat yang bersih untuk mengumpulkan urine. Berikan  tanda pada klien, kardeks, ruangan, dan kamar mandi untuk mengingatkan tenaga kesehatan agar menyimpan semua urine pada waktu tertentu.
Pelaksanaan
·         Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan : tujuan , waktu memulai dan mengakhiri
·         Semua urine harus disimpan dan ditempatkan di dalam wadah spesimen sejak mengumpulan specimen
·         Urine harus bebas eliminasi fekal dan tisu toilet
·         setiap spesimen harus diberikan kepada staf keperawatan agar dapat  dimasukan kedalam botol spesimen yang tepat.
·         Cuci tangan dan observasi pengendalian infeksi
·         Beri privasi klien
·         Mulai periode pengumpulan dengan minta klien untuk berkamih di toilet, pispot, atau urinal. Buang urine tersebut dan dokumentasikan waktu dimulainya pemeriksaan yaitu saat pembuangan spesimen. Kumpulkan semua spesimen urine sesudahnya, termasuk satu spesimen pada akhir pengumpulan.
·         Minta klien untuk meminum sejumlah cairan yang diperlukan untuk pemeriksaan.
·         Setelah dimulai waktu pengumpulan urine, intruksikan klien untuk selalu berkemih dalam pispot.
·         Beri nomor pada wadah secara berurutan bila di perlukan terpisah.
·         Kumpulkan semua spesimen yang di perlukan. Hindari kontaminasi, masukan kedalam pendingin dalam keadaan tertutup.
·         Dokumentasikan semua relasi yang relavan.

3.    Spesimen urin tengah
           
            Spesimen urin tengah dikumpulkan bila diminta pemeriksaan kultur urin yang bertujuan untuk mengidentifikasi mikroorganisme penyebab infeksi saluran kemih. Kehati-hatian dilakukan untuk memastikan spesimen terbebas dari kontaminasi organisme disekitar meatus urinari.
Prosedur mengumpulkan urin tengah
Langkah dan rasional pengambilan spesimen
a.    Kaji status klien
·         Pada saat terakhir kali klien berkemih
·         Tingkat kesadaran atau tahap perkembangan
·         Mobilisasi ,keseimbangan , dan keterbatasan fisik dapat mengindikasikan penuhnya kandung kemih
·         Menunjukan kemampuan klien dalam bekerja sama selama prosedur
·         Menentukan tingkat bantuan

b.    Kaji tingkat pengetahuan klien terhadap pemeriksaan      Informasi memungkinkan dapat mengklarifikasi kesalah pahaman dan meningktkan kerjasa sama dari klien

c.    Persiapkan peralatan :
·         Sabun,lap basah,dan handuk Digunakan untuk membersihkan,membilas,dan mengeringkan perineum
·         Peralatan komersial untuk mengambil urine dengan cara bersih,gulungan kapas steril atau bantalan kasa ukuran 2x2
·         larutan anti septic
·         Air steril
·         Wadah spesimen steril
·         Sarung tangan steril dan non steril
·         Pispot
·         Label spesimen yang lengkap      untuk membilas larutan antiseptic

d.    Jelaskan prosedur
·         Alasan dibutuhkannya spesimen midstream
·         Cara agar klien dan keluarga dapat membantu
·         Cara mengambil spesimen yang bebas dari feses bertujuan             mengurangi ansietas
·         Membantu klien mengumpulkan spesimen urin secara mandiri
·         Feses dapat merubah karakteristik urin dan dapat menyebabkan nilai pengukuran menjadi salah
·         apabila klien tidak merasakan keinginan berkemih yang mendesak, berikan air minum 30 menit sebelum pengambilan urin untuk meningkatkan kemampuan berkemih
·         Privasi klien  Memungkinkan kline bersifat rileks
·         Berikan sabun,lap basah , dan handuk untuk membersihkan daerah perineum  
·         Pakai sarung tangan non steril dan bantu perawatan perineum pada klien yang tidak dapat berjalan           untuk mencegah penularan mikroorganisme
·         ganti sarung tangan untuk mengurangi transfer infeksi
·         buka peralatan steril atau persiapkan peralatan steril 
·         Tuang antiseptik diatas bola kapas. Bola kapas digunakan untuk membersihkan perineum
·         buka wadah steril
           
e.    Bantu dan biarkan klien membersihkan perineum dan mengumpulkan spesimen urin nya secara mandiri
Pria
·         Pegang penis dengan satu tangan dan bersihkan ujung penis dengan gerakan memutar dari arah tengah keluar dan menggunakan swab antiseptik
·         Bersihkan daerah tersebut dengan air steril dan keringkan dengan bola kapas
·         Setelah klien mulai mengeluarkan aliran urin ,letakan wadah pengumpul dibawah aliran urin dan kumpulkan 30 – 60 ml
Wanita
·         Buka labia dengan ibu jari dan jari telunjuk dari tangan yang tidak dominan
·         Bersihkan daerah tersebut dengan bola kapas ,dari bagian depan ke belakang
·         Bantu klien membersihkan daerah perineum dan mengumpulkan secara mandiri
·         Bersihkan daerah tersebut dengan air sterildan keringkan dengan bola kapas
·         Dengan tetap memisahkan labia, klien harus mulai mengeluarkan urin , dan setelah aliran keluar letakan wadah spesimen dibawah aliran urin dan kumpulkan 30 – 60 ml untuk mengurangi jumlah bakteri dan mencegah kontaminasi spesimen dengan larutan antiseptic
·         Urin yang pertama keluar membuang mikroorganisme yangt dalam kondisi normal terakumulasi di meatus urinarius dan mencegah bakteri terkumpul di dalam spesimen
·         Memungkinkan akses kemeatus uretra
·         Mencegah kontaminasi spesimen dengan larutan antiseptic
·         Urin yang pertama keluar membuang mikroorganisme yang dalam kondisi normal terakumulasi di meatus urinarius dan mencegah bakteri terkumpul di dalam spesimen
·         Pindahkan wadah spesimen sebelum aliran urin terhenti dan sebelum melepaskan labia atau penis.klien meyelesaikan berkemih dalam bedpend tau toilet untuk mencegah spesimen terkontaminasi oleh flora kulit
·         Tutup wadah spesimen dengan aman dan kuat           Mempertahankan sterilitas bagian dalam wadah
·         Bersihkan urin yang mengenai bagian luar wadah,dan letakan di kantung plastikn spesimen       Mencegah transfer mikroorganisme dengan orang lain
·         Pindahkan bedpen dan bantu klien untuk dapat posisi yang nyaman untuk meningkatkan lingkungan yang rileks
·         Berikan label pada daftar specimen untuk mencegah identifikasi yang tidak akurat
·         lepaskan sarung tangan dan cuci tangan untuk mencegah transfer mikroorganisme dengan orang lain
·         Kirim spesimen ke labort dalam 15 menit atau m,asukan dalam lemari es karena bakteri dapat berkembang biak dalam urin
·         catat tanggal dan waktu pengambilan spesimen dalam catatan keperawatan            Mendokumentasikan implementasi yang diprogramkan dokter

f.     Hal – hal yang perlu diperhatikan perawat
·         Periode pengumpulan jenis ini dimulai setelah klien berkemih
·         Beri wadah yang telah disiapkan oleh pihak laboratorium
·         Setiap kali berkemih ,urin dikumpul dalam sebuah wadah yang bersih lalu segera masukan dalam wadah yang lebih besar
·         Setiap spesimen harus bebas dari feses atau tisu toilet
·         Perawat harus mengigatkan klien untuki berkemih dan sebelum defekasi
·         wadah pengumpil urin perlu dimasukan dalam lemari ES

B.   Spesimen feses
           
            Analisa specimen feses dapat memberikan informasi meliputi proses tentang kondisi kesehatan. Beberapa tujuan pemeriksaan  feses meliputi :
a.    Untuk menentukam adanya darah samar (tersembunyi) perdarahan dapat terjadi akibat adanya ulkus,penyakit inflamasi atau tumor. Pemeriksaan samar sering disebut sebagai tes uji guaiase, dapat dilakukan dengan cepat oleh perawat di klinik atau klien di rumah. Kertas guaiase yang di gunakan untuk pemeriksaan sensitive terhadap adanya darah dalam feses. Makanan tertentu,obat dan vitamin c dapat menjadikan pemeriksaan tidak akurat. Hasil positif palsu dapat terjadi bila klien baru memakan daging merah,sayuran atau buah-buahan mentah atau obat-obatan tertentu yang mengiritasi mukosa lambung dan mengakibatkan perdarahan, seperti aspirin atau abat anti inflamasi nonsteroid (Nonsteroidal antI-inflamatory drugs/NSAID) yang lain,steroid,sediaan besi dan anti koagulan. Hasil negatif palsu terjadi bila klien mengonsumsi lebih dari 50 mg vitamin c/hari dari semua sumber baik dari diet dan suplemen 3 hari sebelum pengukuran –sekalipun njika ada perdarahan.
b.    Untuk menganalisis produk diet dan sekresi digestif. Sebagai contoh, jumlah lemak yang berlebihan pada feses (steatore) dapat mengindikasi absorbsi lemak yang terjadi pada usus halus. Penurunan jumlah empedu dapat mengiritasi obstruksi aliran empedu dari hati dan kandung kemih ke dalam usus. Untuk pemeriksaan jenis ini, perawat perlu mengumpulkan dan mengirim seluruh feses pada satu kali defekasi bukan sempel yang sedikit.
c.    Untuk mendeteksi adanya telur dan parasit. ketika mengumpulkan spesimen untuk pemeriksaan parasit sample yang harus di bawa ke laboratorium masih baru. Biasanya, ada tiga spesimen feses yang di evaluasi untuk memastikan dan mengidentifikasi adanya organisme sehingga dapet disusun pengobatan yang sesuai.
d.    Untuk mendeteksi  adanya bakteri atau virus. Pemeriksaan ini hanya membutuhkan sedikit fese karena spesimen tersebut akan di kultur. Wadah atau penampung harus steril dan teknik aseptik digunakan saat mengumpulkan spesimen. Feses perlu dikirim segera ke laboratorium. Perawat perlu membuat catatan pada slip permintaan laboratorium bila klien mendapatkan antibiotik.
e.    Hal – hal yang perlu diperhatikan
Penyimpanan
·         Feses tahan < 1 jam pada suhu ruang
·         Bila 1 jam/lebih gunakan media transpot yaitu Stuart’s medium, ataupun Pepton water
·         Penyimpanan < 24 jam pada suhu ruang, sedangkan > 24 jam pada suhu 4°C
Pengiriman
·         Pengiriman < 1 jam pada suhu ruang
·         Bila tidak memungkinkan, gunakan media transport atau kultur pada media Tetra Thionate Broth
f.     Mengumpulkan spesimen feses
Alat :
·         Pispot yang bersih
·         Sarung tangan
·         Wadah spesimen dari plastik berlebel dengan penutup, hapusan steril pada tabung untuk kultur feses
·         Dua spatel
·         Tissue
·         Slip permintaan dari laoratorium yang terisi lenkap
·         Penyegar udara

Pemeriksaan feses untuk darah samar
Alat:
·         Pispot yang bersih
·         Sarung tangan
·         Dua spatel
·         Tissue
Persiapan perawat sebelum pemeriksaan  :
·         Kumpulkan peralatan yang di perlukan
·         Pasang tanda di kamar mandi klien bila diperlukan spesimen feses sesuai waktu
Pelaksanaan
·         Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut harus dilakukan dan apakah klien dapat bekerjasama.
·         Berikan informasi dan interupsi kepada klien yang dapet berjalan
·         Tujuan pengambilan spesimen feses dan bagaimana klien dapat mebantu mengumpulkannya
·         Defekasi pada pispot yang bersih
·         Jangan sampai spesimen terkontaminasi dengan urin atau darah menstruasi. Jika memungkinkan klien berkrmih dulu sebelum mengumpulkan spesimen
·         Jangan membuang tisu ke dalam pispot defekasi karena kandungan kertas dapat mempengaruhian alisis laboratorium
·         Beritahu perawat secepat mungkin setelah defekasi terutama setelah mendapatkan spesimen dan segera dikirim ke laboratorium
·         Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi lainnya yang sesuai. Ketika mengambil sampel feses yaitu saat membawa pispot klien, saat memindahkan sampel feses ke wadah spesimen, saat membuang sisa pada pispot, perawat melakukan teknik aseptik dengan cermat.
·         Berikan privasi klien
·         Bantu klien yang memerlukan bantuan
·         Bantu klien memakai pispot yang diletakkan di atas kursi di samping tempat tidur atau di bawah dudukan toilet di kamar mandi
·         Setelah klien defekasi tutup pispot bertujuan untuk mengurangi rasa bau dan malu pada klien
·         Pasang sarung tangan untuk menghindari kontaminasi pada tangan dan bersihkan klien sesuai dengan kebutuhan. Inspeksi sekitar anus untuk memeriksa adanya iritasi bila klien sering defekasi dan fesesnya cair.
·         Pindahkan sejumlah feses yang diperlukan ke dalam wadah feses
·         Gunakan satu atau dua spatel untuk memindahkan sejumlah atau semua feses ke dalam wadah spesimen, hati-hati agar tidak mengontaminasi bagian luar wadah. Jumlah desse yang dikirim bergantung pada tujuan pengumpulan spesimen feses. Biasanya pemeriksaan cukup membutuhkan 2 ,5 cm feses yang berbentuk atau 15-30 ml fese cair. Untuk beberapa spesime waktu,seluruh feses yang keluar mungkin perlu di kirimkan, mukius atau darah yang terlihat harus disertakan pada sampel.
·         Untuk kultur, masukkan swab steril kedalam spesimen. Letakkan swab kedalam tabung periksa steril dengan menggunakan teknik steril.
·         Bungkus spatel yang telah digunakan dengan tissue sebelum membuangnya kedalam wadah pembuangan. Tindakan ini membantu mencegah penyebaran mikroorganisme melui kontak dengan benda lain
·         Tutup wadah segera setelah spesimen berada di dalam wadah
·         Pastikan klien dalam keadaan nyaman
·         Kosongkan dan bersihkan pispot dan letakkan kembali ke tempatnya
·         Lepaskan sarung tangan
·         Gunakan penyegar udara untuk mrenghilangkan bau kecuali dikontra indikasikan untuk klien (misalmnya semprotan yang meningkatkan dispenia)
·         Beri label dan kirimkan spesimen ke laboratorium
·         Pastikan informasi yang benar terdapat pada slip permintaan laboratorium dan pada label yang melekat di wadah specimen
·         Atur spesimen agar di bawa ke laboratorium untuk kultur atau pemeriksaan parasit perlu segera dikirim. Bila tidak memungkinkan ikuti petunjuk pada wadah spesimen. Pada beberapa institusi pendinginan di indikasikan karena perubahan bakteriologis terjadi pada spesimen feses dalam suhu ruangan. Jangan pernah meletakkan spesimen dalam tempat pendingin yang berisi makanan dan obat-obatan untuk mencegah kontaminasi 

C.   Spesimen Sputum

      Saliva dimulut, disebut ludah. Orang yang sehat tidak memproduksi sputum. Sputum adalah sekresi mukus dari paru, bronkus, dan trakea. Perlu dibedakan dari saliva, cairan bening yang disekresikan oleh kelenjar Spesimen sputum diambil untuk pemeriksaan kultur sensitvitas guna mengidentifikasi mikroorganisme tertentu dan sensitivita terhadap obat tertentu. Spesimen sputum pagi hari diperiksa untuk mengidentifikasi kanker paru – paru dan tipe sel khususnya. Pemeriksaan untuk menentukan adanya bakteri tahan asam (BTA) juga memerlukan pengumpulan spesimen sputumselama tiga hari berturut- turut untuk mengidentifikasia danya TBC pada saat bangun tidur
a.    Prosedur pengambilan
Perlengkapan
·         Wadah spesimen steril dengan penutup
·         Sarung tangan
·         Desinfektan
·         Tissue
·         Label terlengkap
·         Slip permintaan laboratorium
·         Obat kumur
Persiapan
Tentukan metode pengumpulan dan kumpulkan peralatan yang sesuai

Pelaksanaan
·         Jelaskan apa yang anda lakukan
·         Tujuan pemeriksaan, perbedaan antara sputum dan saliva
·         Jangan menyentuh bagian wadah dalam spesimen
·         Keluarkan sputum ke wadahnya
·         Jumlah sputum yang diperlukan 1- 2 sendok teh ( 5 -10 ml)
·         Cuci tangan
·         Berikan privasi
·         Berikan bantuan  jika diperlukan untuk mengumpulkan spesimen
·         Bantu klien posisi duduk

b.    Hal – hal yang diperlukan dalam pengambilan spesimen sputum
Penyimpanan  
·         Penyimpanan < 24 jam pada suhu ruang
·         Penyimpanan pada pot steril berpenutup
Pengiriman
·         Pengiriman < 2 jam pada suhu ruang
·         Bila tidak memungkinkan, simpan dalam media transport (Amies medium, Stuart’s medium)





BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
            Sebelum pemeriksaan sederhana diperlukan sejumlah spesimen sebagai bahan pemeriksaan diantaranya urine, feses dan sputum. Penyediaan spesiman biasanya dilakukan oleh perawat sehingga perawat perlu memperhatikan cara pengambilan spesimen, jumlah spesimen, jenis pemeriksaan spesimen, cara penyimpanan, dan pengiriman spesimen. Selain itu perawat perlu mengetahui tujuan pengambilan spesimen sebagai penunjang untuk mendiagnosa.
            Perawat perlu memastikan  setiap spesimen tidak terkontaminasi benda asing dan dilakukan sesuai dengan prosedur kerja yang sistematis.
            Oleh karena itu diperlukan kehati – hatian dalam  pengambilan spesimen, bagaimana persiapan pasien sebelum, ketika pengambilan dan  sesudah di setiap jenis spesimen. Hal tersebut dilakukan agar pemeriksaan laboratorium tersebut menghasilkan secara akurat adanya indikasi penyakit yang terkandung dalam setiap spesimen.
             










DAFTAR PUSTAKA

Kozier dan erb.2003.”buku ajar praktik keperawatan”. Jakarta : EGC

Kozier, Barbara, 2000, Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess and Practice : Sixth edition, Menlo Park, Calofornia.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar